Kamis, 19 Maret 2009

Media Tanam ADENIUM


Merawat agar Adenium mudah berbunga, perlu dilakukan perawatan secara benar dan mengetahui sifat-sifat dari tanaman tersebut meliputi penyiraman, pemupukan, pemangkasan dan estetika.

Hal demikian perlu dilakukan karenaakan berdampak pada hasil bunga dan bentuk penampilan adenium.
Penggantian pot dilakukan untuk disesuaikan dengan besar atau kecilnya bonggol adenium, sehingga terlihat tidak dipaksakan. Media tanam juga disesuaikan dengan kondisi cuaca sehingga dapat tampil secara maksimal. Pengendalian hama penyakit dengan memberikan obat-obatan secara terpadu dan tepat pemakaian.

Hal-hal yang perlu diperhatikan al:

Fungsi Media Tanam:
  • Tempat berkembang dan tumbuhnya akar tanaman secara sehat,
  • Penopang tanaman dan bonggol agar tumbuh secara baik
  • Pengendali dan penyedia air dan pupuk secara merata.
Persyaratan media tanam :
  • Sudah disterilisasi dengan cara melakukan pengolahan.
  • Tidak mengandung bibit hama penyakit dan bebas gulma.
  • Mampu mengendalikan air, baik penyerapan maupun filterisasi air secara tidak berlebihan.
  • Remah dan porous, agar akar bisa tumbuh dan berkembang secara sehat.
  • Derajat keasaman (pH) antara 6,0 sampai 6,5
  • EC media maksimal 0,5
Grafting :
Pemotongan atau pemangkasan batang adenium secara berkala dan tepat, sehingga akan tumbuh lebat baik batang maupun bunganya. Termasuk diperhatikan pemangkasan akar-akar yang tidak dikehendaki agar bentuk bonggol lebih indah dan estetika.

Pemupukan :
Pemupukan dilakukan secara tepat guna, baik pupuk daun maupun pupuk bunga sehingga akan tumbuh dan berbunga lebat. Bisa dilakukan dengan cara penaburan atau penyemprotan tergantung jenis pupuknya.

Tanaman adenium lebih menyukai media yang kering serta serta tidak lembab dan banyak kandungan pasirnya. Campuran yang digunakan yaitu dari serbuk sabut kelapa (Cocopeat) atau dengan sekam bakar (kulit bulir padi), kerikil zeolit, pupuk kandang steril serta pasir sungai dan atau pasir malang. Semua jenis media tanam tersebut diatas sebelum digunakan sudah melalui proses sterilisasi untuk mematikan benih hama penyakit serta benih rumput. Sedangkan tanah tidak digunakan karena tanah di Indonesia rata-rata kurang porous, banyak mengandung benih rumput maupun penyakit, serta kurang mampu mengalirkan kelebihan air. Perbandingan campuran yang baik 1:1:2 untuk pasir.

Jenis media tanam al :

Sekam bakar berasal dari sekam padi yang disangrai sampai hitam tetapi bentuknya masih utuh dan tidak sampai menjadi abu. Dengan disangrai ini, sekam menjadi arang sekaligus disterilkan, karena dengan suhu yang tinggi itu benih penyakit maupun benih padi yang tersisa akan mati. Arang sekam adalah media yang porous, tetapi kurang mampu menampung air. Oleh karena itu dalam penggunaannya, dicampur dengan media lain yang mampu menampung air.

Serbuk sabut kelapa/ Cocopeat berasal dari sabut kelapa yang sudah dipisahkan dari seratnya, dan telah direbus untuk menghilangkan zat tanin (zat yang dapat mematian tanaman). Dengan perebusan, berarti juga sterilisasi untuk menghilangkan benih-benih penyakit yang ada didalamnya. Coco peat ini dapat menyimpan air yang banyak, sehingga apabila digunakan harus dicampur media lain agar kelebihan air tersebut dapat dibuang.

Pasir yang digunakan untuk media tanam adalah pasir sungai  yang sudah disaring sehingga tidak ada kotoran berupa tanah, kemudian direbus untuk sterilisasi. Pasir pantai tidak dapat digunakan karena ada garam didalamnya. Dalam penggunaannya, pasir biasanya dicampur dengan media yang lain, karena pasir tidak mampu mengikat air.

Batu kerikil Zeolit. Batu zeolit berwarna hijau muda, adalah batuan yang mampu menampung pupuk yang disiramkan kepadanya, dan dapat juga mengurangi unsur kimia yang bersifat racun bagi tanaman. Batu zeolit dalam penggunaannya sebagai media tanam dipecah terlebih dahulu menjadi kerikil, agar ukurannya sesuai untuk media tanam.

Pupuk kandang biasanya menggunakan inthil kambing/ telepong sapi yang sudah disterilkan dengan cara melakukan sangrai sehingga terlihat hangus dan kering sehingga bebas dari bibit penyakit.

Styrofoam atau busa putih, dipakai sebagai alas media tanam paling dasar didalam pot agar media tanam tidak terlalu padat dan mudah mengalirkan air. Dalam penggunaannya, stirofoam dipotong atau diiris sebesar dadu.

Beberapa jenis media tanam lainnya yang dapat digunakan antara lain Pakis (pakis dicincang dahulu sebelum dipakai), Spagnum moss, arang kayu, dll. Namun demikian, media-media tersebut agak sulit dijumpai dalam jumlah banyak, sehingga jarang digunakan untuk penanaman sekala perkebunan.

2 komentar:

rancang bangun arsitektur dan interior -ruang Widjaja- mengatakan...

Salam Kenal! Saya mau coba modifikasi akar adenium nih. Kemarin dapat petunjuk soal cara potong dan treatmentnya tapi kurang jelas. Bisa bantu? Terimakasih sebelumnya!

rancang bangun arsitektur dan interior -ruang Widjaja- mengatakan...

Oya, satu lagi Pak... Untuk media tanam itu dibuat berlapis atau diaduk menjadi satu?
Makasih lagi!